Halo sobat WE+! Pernahkah kamu mendengar istilah kemoterapi? Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk mengobati kanker. Kemoterapi jarang sekali diterapkan secara tersendiri dan sering kali diiringi dengan radioterapi, bedah, dan imunoterapi maupun kombinasi dari semua hal tersebut. Simak ulasan lengkap mengenai kemoterapi berikut ini yuk.
Tujuan Pelaksanaan Kemoterapi
Tujuan pelaksanaan dari kemoterapi adalah jalan untuk menyembuhkan, mencegah penyebaran sel kanker juga untuk meringankan gejala kanker itu sendiri. Umumnya kemoterapi yang bertujuan untuk meringankan gejala kanker dilakukan sebelum prosedur operasi dilaksanakan. Hal ini agar saat operasi kanker menjadi lebih kecil sehingga lebih mudah diambil.
Sementara kemoterapi yang bertujuan mengendalikan penyebaran kanker dilakukan saat kanker berada di bagian yang sulit dan telah mencapai stadium tingkat tinggi. Sedangkan tujuan kemoterapi untuk penyembuhan biasanya dilakukan setelah prosedur operasi dilakukan. Hal ini dikarenakan meskipun kanker telah diangkat, namun masih ada kemungkinan terdapat sejumlah sel kanker yang masih tertinggal. Maka dari itu prosedur kemoterapi diharapkan dapat menghancurkan sel kanker yang tertinggal itu.
Kebanyakan orang menganggap obat kemoterapi adalah obat buatan atau sintesis. Padahal ada banyak obat kemoterapi yang juga berasal dari sumber alami. Contohnya obat Doxorubicin yang ternyata berasal dari bakteri. Bakteri ini pertama kali ditemukan hidup di tanah sekitar Castel De Monte pada abad ke 13. Ada juga yang berasal dari tanaman periwinkle, dan kulit pohon.
Cara Kerja Kemoterapi
Obat kemoterapi dibedakan menurut dampaknya terhadap sel kanker. Contohnya, beberapa jenis obat akan menerjang DNA sel, juga tempat kode generiknya disimpan. Kemudian setelah itu obat akan mencegahnya disalin dan diproduksi oleh sel. Berbanding terbalik dengan obat jenis lain yang menyerang komponen sel atau disebut juga dengan mikrotubulus. Ini sejenis kerangka yang membuat sel dapat mempertahankan bentuknya dan bergerak.
Pada umumnya, seluruh jenis obat kemoterapi memiliki kemampuan untuk menghancurkan sel kanker dengan proses yang dikenal sebagai apoptosis. Kerusakan fatal yang diakibatkan obat akan membuat sel kanker tidak dapat pulih atau berfungsi sehingga ia akan mati sendiri. Namun kendati demikian, sel kanker memiliki kemungkinan untuk menjadi kebal dan terus berkembang jika ia menemukan cara untuk memulihkan diri atau menyiasati kerusakan fatal yang ditimbulkan obat-obatan tersebut.
Efek Samping Kemoterapi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, cara kerja dari kemoterapi adalah menghancurkan sel jahat yang menyebabkan kanker. Namun saat proses penyembuhan dilakukan biasanya sel-sel baik disekitar kanker ikut terkena imbasnya. Inilah mengapa seseorang yang melakukan kemoterapi biasanya akan menjadi lebih lemah dan mudah lelah. Disamping itu rambut juga akan rontok karena sel yang bertugas menumbuhkan rambut juga sudah rusak.
Selain itu, itu efek samping dari kemoterapi adalah nyeri pada perut, mulut mudah terkena sariawan, kehilangan nafsu makan, stress, hingga mengalami kesulitan tidur. Oleh sebab itu dokter onkologi umumnya akan membatasi kemoterapi. Biasanya hanya 1 bulan sekali atau 2 bulan sekali sesuai dengan kondisi pasien.
Biasanya prosedur kemoterapi dilakukan jika dokter onkologi telah memperoleh diagnosis final mengenai area yang terkena kanker, jenis kanker, juga tingkat stadium kanker yang dialami. Setelah itu dokter onkologi akan memberikan pengobatan kemoterapi yang terdiri dari berbagai varian sesuai dengan jenis kanker. Misalnya seperti kemoterapi topikal yang bertekstur krim bagi penderita kanker kulit. Selain itu ada juga oral serta suntik untuk pengobatan kanker dari dalam.
Nah sobat WE+, itulah informasi tentang kemoterapi. Hingga saat ini kemoterapi adalah salah satu cara yang sangat ampuh untuk menyembuhkan kanker. Baik itu sebelum operasi, setelah operasi, kemoterapi masih sangat relevan untuk dilakukan.