Haruskah Anda Khawatir dengan Lemak Perut?
Lemak di area perut atau “lemak visceral” bukan hanya mengganggu penampilan, tetapi juga dapat membahayakan kesehatan, terutama kesehatan jantung. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa lemak visceral, yang terletak di dalam rongga perut dan mengelilingi organ-organ vital, dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Mari kita pelajari mengapa lemak perut berbahaya dan bagaimana cara menguranginya.
Apa Itu Lemak Perut dan Mengapa Berbahaya?
Lemak perut terbagi menjadi dua jenis: lemak subkutan yang berada di bawah kulit dan lemak visceral yang berada lebih dalam di sekitar organ-organ tubuh seperti hati, pankreas, dan jantung. Menurut Dr. Osama Hamdy dari Joslin Diabetes Center di Harvard, lemak visceral lebih berbahaya daripada lemak subkutan. Sebab, lemak ini memicu peradangan dan meningkatkan penumpukan plak pada arteri, yang disebut aterosklerosis, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Tak hanya itu, lemak visceral sering kali berhubungan dengan penumpukan lemak di dalam organ tubuh, atau dikenal sebagai lemak ektopik. Jenis lemak ini dapat memengaruhi fungsi organ, meningkatkan risiko diabetes tipe 2, yang juga menjadi faktor utama risiko penyakit jantung.
Apakah Anda Berisiko Memiliki Lemak Perut?
Faktor risiko seseorang memiliki lemak perut bisa dipengaruhi oleh genetika, latar belakang etnis, dan jenis kelamin. Beberapa kelompok, seperti penduduk asli Amerika (khususnya suku Pima), orang Hispanik, serta penduduk Asia Selatan, cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami obesitas abdominal dan diabetes. Selain itu, pria kulit putih dan wanita kulit hitam umumnya memiliki lebih banyak lemak visceral dibandingkan dengan kelompok lainnya.
Untuk mengetahui apakah Anda memiliki lemak perut berlebih, Anda bisa mengukur lingkar pinggang. Ukur dengan melilitkan pita pengukur di atas tulang pinggul dan melewati pusar, pastikan pita tidak terlalu kencang atau longgar. Idealnya, lingkar pinggang wanita tidak lebih dari 88 cm, sedangkan pria tidak lebih dari 102 cm.
Cara Mengurangi Lemak Perut untuk Kesehatan yang Lebih Baik
- Rajin Berolahraga Latihan fisik yang teratur adalah kunci utama untuk mengurangi lemak perut. Melakukan sit-up atau latihan perut lainnya tidak cukup efektif untuk membakar lemak visceral. Sebaliknya, pilihlah olahraga yang melibatkan kardio dan latihan kekuatan. Kombinasi antara olahraga aerobik (seperti berjalan cepat) selama 30 menit sehari dan latihan kekuatan dua kali seminggu bisa membantu mengurangi lemak perut dan meningkatkan kesehatan jantung.
- Pola Makan Sehat dan Rendah Karbohidrat Lemak perut sering kali terkait dengan konsumsi gula dan karbohidrat sederhana. Hindari makanan yang tinggi gula dan bahan tepung putih seperti pasta, pizza, roti, dan makanan manis lainnya yang dapat meningkatkan kadar gula darah. Alih-alih, pilih makanan yang kaya serat seperti sayuran, buah-buahan, dan protein tanpa lemak untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mengurangi penumpukan lemak.
- Coba Pola Makan Terbatas Waktu Pola makan terbatas waktu atau time-restricted eating adalah metode yang melibatkan pembatasan waktu makan dalam sehari, misalnya hanya makan antara pukul 9 pagi hingga 5 sore. Cara ini memungkinkan tubuh untuk membakar lemak lebih efektif selama periode puasa, yang dapat membantu mengurangi lemak visceral. Meski metode ini menjanjikan, pastikan Anda berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter sebelum mencobanya.
Pentingnya Menjaga Lingkar Pinggang
Memiliki BMI yang sehat tidak selalu berarti bebas dari lemak visceral. Banyak orang dengan BMI normal ternyata memiliki lingkar pinggang besar dan berisiko tinggi terkena penyakit jantung. Oleh karena itu, mengukur lingkar pinggang adalah langkah penting untuk mengetahui risiko kesehatan yang mungkin tidak terlihat pada angka BMI saja.
Menjaga lingkar pinggang yang ideal dan mengurangi lemak perut sangat penting untuk kesehatan jantung. Dengan olahraga yang teratur, pola makan yang sehat, dan pengaturan waktu makan, Anda bisa mengurangi lemak visceral dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Jika Anda merasa kesulitan, konsultasikan dengan tenaga medis atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang tepat. Kesehatan jantung adalah investasi jangka panjang, jadi jangan ragu untuk memulainya dari sekarang.
Referensi : Harvard Health Publishing Harvard Medical School