Manfaat Intermittent Fasting untuk Kesehatan Jantung
Intermittent fasting adalah strategi diet yang semakin populer karena manfaatnya bagi kesehatan, termasuk penurunan berat badan dan perbaikan risiko penyakit jantung. Namun, metode ini juga memiliki tantangan yang perlu diperhatikan sebelum mencobanya.
Apa Itu Intermittent Fasting?
Intermittent fasting mengacu pada pola makan yang membatasi waktu atau frekuensi makan. Beberapa metode yang umum digunakan meliputi:
- Time-Restricted Eating: Hanya makan dalam jendela waktu tertentu, misalnya 8 jam sehari (9 pagi hingga 5 sore) dan berpuasa selama 16 jam berikutnya.
- Alternate-Day Fasting: Berpuasa atau membatasi asupan kalori secara drastis (400–600 kalori) pada hari-hari tertentu, misalnya dalam pola 5:2 di mana Anda makan normal selama lima hari dan berpuasa dua hari.
Metode ini dirancang untuk membantu tubuh membakar lemak lebih efektif, sekaligus membatasi kalori secara alami.
Manfaat Intermittent Fasting bagi Kesehatan Jantung
Sebuah ulasan penelitian yang diterbitkan dalam eClinical Medicine pada April 2024 menunjukkan bahwa intermittent fasting dapat memberikan beberapa manfaat, khususnya bagi individu dengan obesitas, diabetes, atau sindrom metabolik. Manfaat tersebut meliputi:
- Penurunan lingkar pinggang dan massa lemak.
- Pengurangan kadar trigliserida, LDL, dan kolesterol total.
- Penurunan tekanan darah sistolik.
- Penurunan kadar insulin puasa, yang membantu mengatur gula darah.
Dengan membatasi waktu makan, intermittent fasting membantu tubuh beralih dari pembakaran karbohidrat ke pembakaran lemak sebagai sumber energi, yang berkontribusi pada penurunan berat badan dan peningkatan profil lipid darah.
Tantangan dan Risiko
Meskipun memiliki manfaat, intermittent fasting tidak selalu mudah diterapkan. Tantangan utama adalah mempertahankan pola ini dalam jangka panjang. Studi menunjukkan bahwa kebanyakan peserta hanya berhasil menjalankan intermittent fasting selama 12 hingga 16 minggu.
Beberapa kelompok individu, seperti penderita diabetes yang bergantung pada insulin, harus berhati-hati. Intermittent fasting dapat meningkatkan risiko hipoglikemia jika tidak direncanakan dengan baik. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter sangat disarankan sebelum memulai melakukan intermittent fasting.
Tips Sukses Menjalankan Intermittent Fasting
- Mulai Perlahan: Jika belum terbiasa, coba jendela makan yang lebih fleksibel, seperti 10 jam makan dan 14 jam puasa.
- Kombinasikan dengan Pola Hidup Sehat: Intermittent fasting lebih efektif jika dikombinasikan dengan olahraga rutin dan makan makanan bergizi seimbang.
- Hindari Kebiasaan Makan Terlalu Malam: Waktu makan yang terstruktur membantu mengurangi asupan kalori berlebih.
- Tetap Terhidrasi: Minum cukup air sangat penting untuk menjaga tubuh tetap sehat selama intermittent fasting.
Intermittent fasting dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kesehatan jantung, terutama jika dikombinasikan dengan perubahan gaya hidup lainnya. Namun, metode ini bukan solusi instan dan memerlukan komitmen serta perencanaan yang matang. Jika dilakukan dengan benar, intermittent fasting dapat membantu menurunkan berat badan, memperbaiki metabolisme, dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Mulailah dengan langkah kecil, dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter untuk memastikan intermittent fasting cocok dengan kondisi kesehatan Anda.
Referensi : Harvard Health Publishing Harvard Medical School