Kamu pasti tahu bahwa hidup tidak selalu mulus, terutama bagian finansial dan Kesehatan. Oleh karena itu perlu adanya asuransi sebagai persiapan diri. Ada dua macam bentuk asuransi, yakni syariah dan konvensional. Lalu apa bedanya asuransi jiwa syariah dan konvensional?
Perbedaan Asuransi Jiwa Syariah dan Konvensional
Tidak semua orang mengerti apa bedanya asuransi jiwa Syariah dan konvensional. Pada dasarnya keduanya sama, yakni berbentuk asuransi yang memiliki prinsip jual beli. Meskipun sama, tapi keduanya juga memiliki perbedaan. Apa saja perbedaannya? Kamu simak semuanya di bawah ini.
- Prinsip Dasar
Meskipun sama-sama berbentuk asuransi, namun antara Syariah dan konvensional memiliki prinsip dasar yang berbeda. Pada asuransi jiwa Syariah mempunyai prinsip bahwa resiko akan ditanggung antara pihak perusahaan dan nasabah. Keduanya saling menolong dan membantu. Dana yang sudah dikumpulkan harus dikelola dan risiko juga ditanggung Bersama.
Berbeda dengan asuransi jiwa konvensional. Semua risiko dari pihak nasabah ditanggung semua oleh pihak perusahaan. Tentu saja harus menyesuaikan dengan syarat dan ketentuan yang sudah disepakati Bersama.
- Perjanjian
Selanjutnya adalah dalam system perjanjiannya. Asuransi jiwa Syariah memiliki akad yang sering disebut tabarru yang artinya adalah tolong menolong. Intinya jika terjadi musibah atau masalah pada salah satu peserta, maka anggota lainnya akan membantu dengan dana sosial.
Sedangkan pada asuransi konvensional mempunyai sistem akad jual beli. Akad yang seperti ini harus memiliki kejelasan antara penjual, pembeli, harga, barang yang diperjual belikan, dan ijab qabul. Tentu saja, penjual dan pembeli sudah memahami dan setuju atas transaksi yang terjad.
- Pengelolaan dan Kepemilikan Dana
Dana yang dimiliki oleh asuransi jiwa Syariah hanya diperuntukkan bagi peserta saja, sedangkan pihak perusahaan berperan sebagai pengelola. Perusahaan asuransi akan mengelola dana tersebut semaksimal mungkin demi keuntungan semua peserta. Namun, sistemnya harus transparan.
Adapun dana pada asuransi jiwa konvensional berasal dari premi yang harus dibayarkan sesuai dengan ketentuan dan kesepakatan bersama. Layaknya transaksi jual beli pada umumnya. Dana tersebut akan dikelola oleh perusahaan sesuai dengan perjanjian.
- Pengawasan Dana
Pengawasan ini merupakan hal penting bagi semua dana asuransi. Pada asuransi jiwa Syariah akan melibatkan pihak ketiga yang ditunjuk sebagai pengawas. Misalnyya Dewan Pengawas Syariah atau DPS. Dewan tersebut bertugas mengawasi segala proses transaksi agar sesuai dengan hukum Syariah yang akan dipertanggungjawabkan pada MUI.
Sedangkan pada asuransi jiwa konvensional tidak memiliki badan pengawas seperti Syariah. Namun, setiap asuransi jiwa konvensional harus mempunyai izin dan terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.
- Surplus Underwriting
Merupakan dan yang diberikan kepada peserta jika memiliki kelebihan dari rekening social. Pada asuransi jiwa Syariah mempunyai sistem ini. Yakni membagi keuntungan secara merata. Berbeda dengan konvensional yang tidak mempunyai pembagian keuntungan. Namun ada istilah no claim bonus. Dana tersebut akan diberikan kepada peserta yang tidak pernah melakukan klaim.
- Pembayaran klaim
Klaim yang dilakukan oleh nasabah pada asuransi Syariah berasal dari tabungan bersama. Klaim tersebut memiliki sistem cashless. Sedangkan pada konvensional, yang menanggung klaim tersebut adalah perusahaan. Ada persyaratan dan ketentuan yang harus dipenuhi. Klaim ini hanya untuk satu orang saja, sehingga tidak akan terjadi double claim seperti di Syariah.
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa asuransi jiwa syariah dan konvensional adalah dua hal yang berbeda. Kedua jenis asuransi ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Kamu bisa memilih mana yang paling sesuai untuk kamu. Untuk produk asuransi terbaik, kamu bisa mengunjungi www.weplus.id. Kamu akan mendapatkan berbagai penawaran produk asuransi yang menarik dan cocok untuk kebutuhanmu.
