Halo Sobat We+, quarter life crisis sering dialami oleh kaum millennial saat ini. Permasalahan psikologi ini sebenarnya merupakan hal yang wajar, namun jika mengalami krisis yang berlebihan, akan berpengaruh juga pada kesehatan mental. Kalau Sobat We+ belum tahu, sebenarnya apa sih quarter life crisis itu? Serta bagaimana cara menghadapi quarter life crisis?
Arti Quarter Life Crisis
Dinamakan quarter life crisis, “quarter life” berarti seperempat abad kehidupan dan “crisis” yang berarti suatu keadaan yang suram, penuh dengan kegentingan, dan tidak stabil. Jadi, quarter life crisis merupakan keadaan psikologi dimana kamu mengalami krisis emosional pada rentang umur 20 – 25 tahun an.
Biasanya pada fase ini, kamu dikelilingi banyak pertanyaan yang datang dari diri kamu sendiri. Seperti halnya, hidup yang sekarang kamu lakukan itu buat apa sih? Apa kamu benar-benar ingin melakukan hal tersebut? Atau hanya karena terlanjur kecemplung di dalamnya?
Mereka yang sedang mengalami kekhawatiran ini akan muncul rasa ketidakpercayaan diri, meragukan dirinya sendiri, merasa terbelenggu dengan keadaan, takut terhadap kegagalan, kecewa dengan karir yang sedang dilakukan, kecemasan relationship dan masih banyak lagi pikiran-pikiran negatif lainnya.
Lalu sebenernya apa sih yang mendasari quarter life crisis itu? Ternyata penyebab mendasarnya yaitu masalah finansial. Kebanyakan milenial akan merasa malu jika dia terus menerus meminta uang kepada orang tuanya di usia seperempat abad itu. Dengan adanya rasa malu tersebut, mereka mencoba untuk menghasilkan uang dari usahanya sendiri. Namun apa daya, banyak dari mereka yang tak kunjung berhasil dalam mencapai misinya. Sehingga mereka pun sering merasa bahwa dirinya tidak berguna.
Selain masalah finansial, hal lain yang mendasari quarter life crisis yaitu impian. Kamu tidak secara serius memikirkan mimpi kamu atau bahkan tidak kamu pikirkan sama sekali. Kamu akan berpikir bahwa mimpi tersebut sudah terlambat untuk dikejar, jadi kamu akan memilih untuk berpikir realistis dengan terus menjalankan kehidupan dengan keterpaksaan.
Terlebih lagi jika apa yang kamu lakukan sekarang tidak sejalan dengan apa yang orang lain inginkan, ataupun sebaliknya, yakni apa yang kamu lakukan sekarang sejalan dengan apa yang kamu inginkan, tapi tak sejalan dengan apa yang orang lain inginkan. Hal tersebut menyebabkan kamu merasakan krisis yang semakin parah. Jadi mulai sekarang, stop melakukan tindakan seperti itu. Hidupmu tidak dituntut untuk menyenangkan orang lain, jadi jangan hanya terfokus pada penilaian orang hingga kamu lupa cara bagaimana mengapresiasi diri sendiri.
Cara Menghadapi Quarter Life Crisis
- Be Yourself
Dengan menjadi diri sendiri, Sobat We+ akan bisa lebih menerima kekurangan dan kelebihan diri sehingga rasa percaya diri akan muncul.
- Tidak Membandingkan Diri
Pada dasarnya manusia tidak akan pernah puas dengan segala pencapaian yang telah diraih. Kita sering mengalami insecure ketika melihat pencapaian orang lain yang lebih hebat. Namun sejatinya kita lupa mengapresiasi diri sendiri bahwa kita juga hebat. Oleh karena itu, berhenti untuk membandingkan diri sendiri dan orang lain karena jalan untuk mencapai mimpi itu berbeda-beda pada setiap orang.
- Temukan Passion
Passion diibaratkan sebagai jiwa dari diri sendiri. Jadi untuk bisa menemukan passion, kita perlu mencari jati diri, apa yang menjadi kemauan serta tujuan kita.
- Keluar dari Zona Nyaman
Keluar dari zona nyaman merupakan hal yang tidak mudah. Oleh karena itu, Sobat We+ harus mencobanya berulang kali hingga menjadi terbiasa untuk berada di zona tersebut.
- Bangun Relationship yang Baik dengan Orang Sekitar
Relationship bisa dilakukan dengan siapapun, dengan teman, saudara, sahabat, keluarga, serta orang-orang terdekat yang bisa memotivasi dan membawa diri kita ke arah yang lebih positif.
Jadi, masih dilema dengan quarter life crisis? Pada dasarnya, fase kehidupan ini bukanlah hal yang seharusnya kamu takutkan. Semoga, informasi ini bisa membantu ya!
Sumber : https://www.kejarmimpi.id/sering-galau-mungkin-kamu-sedang-dalam-fase-quarter-life-crisis-59.html
